Ringkasnya: Versi Nintendo DS dari Crash of the Titans adalah beat ’em up platformer 3D yang mengejutkan rapi untuk standar perangkat genggam 2007. Dengan mekanik “jacking” Titan yang khas, integrasi layar sentuh—kadang seru, kadang canggung—serta presentasi 3D yang halus untuk zamannya, edisi DS ini berdiri sebagai adaptasi yang lebih dari sekadar port mini. Ia bukan game tanpa cela: variasi musuh terbatas, humor yang kadang terlalu kekanak-kanakan, dan durasi relatif singkat. Namun sebagai paket aksi petualangan cepat, padat, dan ramah pemain muda, ini adalah salah satu Crash handheld paling layak dimainkan.

Konteks Rilis & Studio: Eksperimen Crash di Perangkat Genggam
Crash of the Titans meluncur pada Oktober 2007 dan hadir lintas platform (PS2, Wii, Xbox 360, PSP), sementara edisi Nintendo DS dikembangkan khusus oleh tim handheld berpengalaman (sering diatribusikan ke Griptonite/Amaze) dan diterbitkan di bawah label Sierra/Vivendi Games. Fokus utamanya: mengawinkan aksi platform khas Crash dengan mekanik baru berupa “jacking”—mengambil alih monster raksasa (Titan) untuk memanfaatkan kemampuan mereka. Untuk DS, tim pengembang merancang desain ulang yang memanfaatkan layar sentuh dan mikrofon sehingga bukan hanya menyusutkan versi konsol, tetapi merancang pengalaman yang lebih cocok untuk perangkat dual-screen.
Nintendo Life menandai rilis Eropa DS pada 19 Oktober 2007; informasi ini menegaskan bahwa versi DS memang berjalan pada jadwal rilis “musim gugur 2007”, berdampingan dengan platform lain.
Premis & Nada Cerita: Mojo, Titan, dan Dosis Komedi Sabtu Pagi
Premisnya tetap setia pada kerangka Crash modern: Neo Cortex memanen energi “Mojo” untuk memutasi fauna Wumpa Islands menjadi Titan yang dapat diperintah. Crash (dengan perlindungan topeng Aku Aku) harus mengacaukan rencana itu, menyusuri pulau demi pulau, dan—dalam beberapa segmen—berinteraksi pula dengan Nina Cortex. Narasi DS bukan sekadar menyalin versi konsol; alur serta presentasinya disesuaikan agar padat dan bergerak cepat, dengan cutscene bernuansa komikal. Sejumlah kritikus mencatat humor yang cenderung juvenil—mengena untuk target penonton muda, tapi bisa terasa ringan bagi pemain dewasa.
Struktur Petualangan: Empat Pulau, Level Ringkas, Ritme Padat
Alur permainan dibagi ke empat pulau; tiap pulau memuat dua level dan satu bos. Setelah bos tumbang, pulau baru terbuka. Pemilihan rute antar-pulau menggunakan layar sentuh—Anda menggambar jalur pada peta untuk berpindah. Struktur ini membuat ritme game terasa “cepat-sajian”: satu sesi pendek dapat menyelesaikan satu level atau menaklukkan sebuah bos, cocok untuk kebiasaan bermain on-the-go. Namun, beberapa pengulas mencatat input menggambar jalur yang kadang kurang responsif.
Inti Gameplay: Platformer + Beat ’Em Up, Disuntik “Jacking”
Secara kamera dan kontrol, Crash of the Titans DS adalah aksi 3D dengan gerak delapan arah. Crash menghajar gerombolan musuh, menghindari jebakan, dan melompat di platform sederhana. Di sinilah “jacking” berperan: Titan punya meter stamina; ketika Anda melemahkannya, Anda bisa “men-jack”—di DS dilakukan dengan aksi layar sentuh (mengibaskan ikon Aku Aku ke arah Titan). Begitu menunggang Titan, Anda memperoleh set jurus baru. Ketika ada Titan lain yang pingsan, Anda bahkan bisa melakukan “chain-jack” untuk berganti tunggangan di tengah baku hantam.
Di atas kertas, ini ampuh menepis monoton beat ’em up sederhana. Dalam praktiknya, variasi Titan memang menyuntikkan ritme: beberapa Titan unggul dalam serangan jarak dekat, yang lain menyapu area, sebagian punya jurus spesial yang diaktifkan via sentuhan atau mikrofon. Kritik muncul pada eksekusi layar sentuh yang kadang memutus flow—terutama saat Anda harus berhenti menekan tombol untuk melakukan gesture. Beberapa pengulas menilai fungsi ini sebetulnya bisa dipetakan ke tombol biasa agar alur pertempuran tetap mengalir.
Progresi Karakter & Loop Koleksi: Mojo, Kios Upgrade, dan Pachinko
Mojo—bola-bola energi yang rontok dari musuh dan peti—adalah mata uang progresi. Crash dapat meningkatkan kemampuan melalui kios upgrade yang tersebar, mendorong Anda untuk bermain agresif, merantai “jack”, dan memburu semua peti. Ada pula papan pachinko per pulau dengan hadiah seperti invincibility sementara, kesehatan, hingga konten bonus (galeri, cheat, jackpot Mojo). Sistem ini memberi pancingan replay tanpa memaksakan grind panjang—sebuah keputusan desain yang cocok untuk game genggam.
Tambahan menarik: jika Anda menancapkan kartrid GBA Crash of the Titans sebelum menyalakan NDS, Anda bisa memperoleh Mojo bonus. Ini contoh kecil tetapi manis dari tradisi “lintas-kartrid” di era DS.
Level Nina: Pola Main Sesaat yang Memecah Ritme
Sesekali, game mengalihkan kontrol ke Nina Cortex. Segmen ini biasanya berkisar pada menembak dengan sinar mutasi dan memanfaatkan crank via layar sentuh untuk mengisi ulang. Dalam teori, ini variasi ritme; dalam praktik, sebagian pengulas merasa segmen Nina terasa “disisipkan”, dengan pacing yang tak selalu sekuat porsi Crash. Tetap, sebagai jeda dari beat ’em up murni, ia menambah warna, walau tak menjadi highlight.
Bos-Bos Titan: Tiga Momen Penting Dalam Tiap Pulau
Dengan dua level dan satu bos per pulau, game merangkai semacam “mini-ark” tiga babak: build-up, eskalasi, dan klimaks. Desain bos di DS didorong oleh pemahaman cepat akan pola, memanfaatkan Titan tertentu yang efektif, dan—lagi-lagi—gesture sentuh untuk eksekusi spesial. Pertarungan bos jarang terlalu sulit; yang lebih menantang justru menjaga combo dan memaksimalkan Mojo untuk meraih target Gem di suatu level (mengumpulkan Mojo tertentu, menghancurkan semua peti, dan menemukan Tiki Mask tersembunyi).
Kontrol & Kualitas Hidup: Gesit, Tapi Sentuh Bisa Mengganggu
Secara umum, kontrol tombol arah dan aksi dasar terasa responsif. Kelemahannya muncul ketika game mewajibkan interaksi layar sentuh di momen genting—misalnya untuk “flick” Aku Aku saat jacking atau memicu jurus spesial Titan. Peralihan jari dari tombol ke stylus dapat memutus irama, terutama di level yang temponya tinggi. Beberapa kritikus menilai gesture ini seru sebagai gimmick, namun lebih baik opsional. Secara desain 2007, ini sangat “DS banget”—eksperimen yang berani, meski tak selalu ergonomis.
Visual & Performa: Pujian untuk “3D Halus” Ala DS
Untuk keterbatasan hardware DS, Crash of the Titans tampil mencolok. Pengulas dan komunitas menyebut bagaimana model dan animasi terlihat mulus, dengan frame rate stabil—sebuah pencapaian mengingat banyak game 3D DS terlihat kasar. Ada laporan sesekali tekstur “warping” atau model yang glitch, namun jarang mengganggu keseluruhan presentasi. Secara gaya, desain Crash yang “lebih edgy barat” dibandingkan era PS1 juga diapresiasi sebagian kritikus.
Audio, Humor, & Presentasi: Enerjik, Namun Mungkin Terlalu Muda
Nada suaranya lincah, efek pukulan bombastis, dan sketsa komedi yang kerap menstempelkan Saturday Morning Cartoon—cocok untuk anak dan remaja, tetapi bisa terasa tipis bagi pemain yang mendamba satire lebih tajam. Beberapa pengulas menyayangkan humor yang terasa “dipaksa”, termasuk momen-momen tawa latar di versi lain seri ini; pada DS, keseluruhan tone tetap ringan dan ramah keluarga.
Durasi & Nilai Ulang: Pendek, Tapi Padat
Satu kritik yang konsisten: game ini relatif singkat. Level ringkas, progresi cepat, dan bos yang jarang memaksa Anda mengulang membuat kampanye utama bisa dituntaskan dalam beberapa jam aktif. Untungnya, target Gem (Mojo, semua peti, Tiki Mask tersembunyi), papan pachinko, dan eksperimen loadout Titan memberi alasan untuk memutar ulang. Bagi pemburu 100%, ada cukup “to-do” untuk memperpanjang usia main. Namun, jika Anda mengejar cerita saja, Crash of the Titans DS mungkin selesai sebelum akhir pekan berakhir.
Reception & Posisi di Katalog Crash: “Handheld yang Mengejutkan Baik”
Menariknya, penerimaan kritikus untuk edisi DS condong sedikit lebih positif dibandingkan versi konsol. Nintendo World Report memberi skor 7,5/10, mengapresiasi kecepatan dan kombinasi platformer + beat ’em up, namun menyorot repetisi dan durasi. GameSpot memuji variasi dan “jacking” sebagai angin segar, sembari mengeluhkan lamanya yang pendek. IGN (melalui ringkasan kutipan) bahkan menyebutnya “a fantastic apology” untuk Crash Boom Bang! yang kurang beruntung di DS. Di agregator, skor rata-rata platform lain cenderung “mixed”, sementara halaman ringkasan komunitas DS menempatkan game ini pada posisi “cukup—baik untuk penggemar muda.”
Sebagai catatan kontras: sekuelnya di DS, Crash: Mind Over Mutant (2008), sering dipandang satu tingkat di bawah Titans versi DS, menunjukkan bahwa pendekatan di Titans—walau belum sempurna—justru titik puncak pendekatan handheld Crash era itu.
Perbandingan dengan Versi Konsol: DNA Sama, Rasa Beda
Versi konsol Crash of the Titans mendapatkan kritik “campur aduk” karena repetisi pertarungan dan kamera yang tidak bisa diatur, meskipun mekanik “jacking” dipuji. Di DS, kamera mengikuti rute preset (bukan kamera bebas), yang—ironisnya—membantu menekan “kamera wonky” sekaligus mengekang eksplorasi. Konten juga dipadatkan: bukan dunia semi-terbuka, melainkan jalur yang jelas menuju bos. Keputusan ini terasa pas untuk DS: alih-alih berusaha meniru 1:1 versi konsol, tim handheld memilih fokus pada tempo dan keterbacaan aksi di layar kecil.
Untuk Siapa Game Ini?
Penggemar Crash yang Ingin Aksi Cepat
Jika Anda mencari Crash “langsung hajar” yang dapat dinikmati dalam sesi pendek, edisi DS ini memuaskan. Loop jacking → combo → upgrade Mojo terasa memuaskan, terutama saat Anda menemukan Titan favorit.Pemain Muda & Keluarga
Kesulitan ramah pemain, humor ringan, dan struktur level singkat membuatnya cocok bagi pemain yang baru “naik kelas” dari platformer 2D.Kolektor & Pecinta Handheld 3D
Secara teknis, ini contoh menarik bagaimana DS—yang tak punya shader modern—tetap bisa menampilkan 3D yang halus dan stabil. Ia pantas jadi koleksi bagi penggemar evolusi teknis handheld.
Sebaliknya, bila Anda mencari platformer dengan teka-teki yang kaya, eksplorasi luas, dan durasi panjang, Titans di DS mungkin terasa dangkal. Kritik tentang repetisi pertarungan juga valid; variasi Titan memang ada, tapi kehancuran musuh sering berujung “button-mashing” ketika gaya bermain Anda tak dieksplor.
Tiga Pilar yang Membuatnya “Bekerja”
Desain yang Dipadatkan, Bukan Dipotong
Banyak adaptasi handheld 2000-an terasa seperti “versi kecil” yang miskin identitas. Titans DS menempuh jalan lain: desain ulang konten agar sesuai waktu sesi dan kontrol DS, tetapi mempertahankan DNA mekanik (jacking, Mojo, Titan chain).Teknologi 3D yang Meyakinkan untuk DS
Frame rate stabil dan model yang relatif halus membuat pertarungan terasa “bersih”, bukan sekadar efek 3D gimmick. Kritik soal glitch visual ada, tetapi minor dalam gambaran besar.Loop Progresi yang Menggoda “Sekali Lagi”
Kios upgrade, target Gem, papan pachinko, dan koleksi Tiki mask mempermanis sesi ulang. Bahkan integrasi kartrid GBA untuk bonus Mojo adalah sentuhan era DS yang membuat kolektor tersenyum.
Catatan Desain: Layar Sentuh—Kapan “Menambah”, Kapan “Mengganggu”
Ada dua wajah stylus di sini:
Menambah: untuk mini-game kecil, mengaktifkan jurus spesial Titan yang butuh gesture cepat, atau “flick” Aku Aku di momen aman—memberi rasa khas DS.
Mengganggu: pada pertempuran intens, memaksa Anda meninggalkan tombol untuk menyentuh layar; ritme rusak, apalagi jika Anda mengejar combo tinggi atau sedang dikepung.
Jika ada opsi pemetaan ulang ke tombol, pengalaman akan lebih mulus. Ini menarik sebagai pelajaran UI/UX game 2007: memanfaatkan fitur perangkat boleh, tetapi jangan sampai mengebiri ergonomi aksi real-time.
Durasi, Skor, dan Nilai Koleksi
Durasi: kampanye utama pendek-menengah (tergantung gaya main). Tambahan endgame lebih pada koleksi & peningkatan.
Skor Agregat & Respons Kritikus: cenderung “mixed to positive” untuk DS—lebih hangat ketimbang beberapa versi konsol. GameSpot menyebutnya “combat-heavy platformer with a good hook”, sementara NWR menilai 7,5/10.
Nilai Koleksi: bila Anda mengoleksi Crash handheld atau studi kasus desain 3D-era DS, ini salah satu rilis yang patut disimpan. Nintendo Life menandai rilis 2007 dan memberi konteks penilaian pengguna yang moderat.
Perbandingan Singkat: Dibanding “Mind Over Mutant” (DS)
Sebagai penerus langsung, Crash: Mind Over Mutant (DS) justru mendapat resepsi yang lebih dingin dari sejumlah kritikus; IGN menilai kehilangan “roh” yang membuat Titans DS terasa segar. Ini menempatkan Titans DS sebagai puncak mini-era Crash handheld yang mencoba formula beat ’em up 3D.
Putusan Akhir
Crash of the Titans versi Nintendo DS adalah contoh langka adaptasi handheld yang mengerti medianya. Ia bukan replika kecil versi konsol—ia mengolah ulang: memangkas eksplorasi demi tempo, mempertahankan identitas melalui mekanik jacking, lalu mencoba (kadang sukses, kadang merepotkan) integrasi layar sentuh untuk rasa “DS”. Di sisi presentasi, game ini tampil mengesankan untuk standard hardware-nya—model 3D bersih, animasi luwes, frame rate stabil—meskipun ada glitch kecil sesekali.
Kekurangan paling mencolok: durasi yang singkat dan repetisi pertarungan bila Anda tak mengeksplor variasi Titan. Humor yang ringan bisa terasa terlalu muda untuk pemain dewasa yang berharap satire tajam. Layar sentuh—bintang sekaligus batu sandungan—kadang memutus arus aksi pada saat-saat krusial.
Rekomendasi:
Ya untuk penggemar Crash, pemain muda, atau siapa pun yang ingin aksi 3D padat berisi di DS.
Pertimbangkan jika Anda menuntut eksplorasi dalam, puzzle variatif, dan kampanye panjang.
Dalam lanskap handheld 2007, Crash of the Titans (DS) adalah kejutan menyenangkan: lincah, penuh energi, dan—yang terpenting—menawarkan identitas handheld yang tak merasa minder terhadap “kakak” konsolnya. Untuk sebuah seri yang sering berjuang mencari jati diri di luar PlayStation, edisi DS ini justru memperlihatkan bahwa keterbatasan bisa melahirkan kejelian desain.
Referensi
Ringkasan dan detail versi DS (mekanik, struktur pulau, Mojo, pachinko, Nina, integrasi GBA).
Tanggal rilis DS dan data platform/penerbit.
Gambaran umum seri dan resepsi versi konsol.
Wawancara pengembang DS (Mike Platteter) untuk konteks desain handheld.
Ulasan GameSpot (Frank Provo) — variasi & durasi.
Ulasan Nintendo World Report (Zachary Miller) — penilaian 7,5/10, cepat namun repetitif.
Diskusi komunitas soal performa 3D DS.
Catatan: Metacritic mengelompokkan skor lintas platform Crash of the Titans sebagai “mixed or average”. Untuk DS, respons kritikus relatif lebih hangat ketimbang versi konsol, meski tetap berada di spektrum menengah.
Kutipan Kunci dari Kritikus (diringkas)
GameSpot (2007): “Combat-heavy platformer dengan hook yang bagus, tapi pendek.”
Nintendo World Report (2007): “Game bagus, tetapi pendek dan variasi gameplay terbatas — 7,5/10.”
Ringkasan IGN di basis data komunitas: “A fantastic apology for Crash Boom Bang!” (sikap positif pada eksekusi DS).
Skor Rekomendasi (untuk pembaca media mainstream)
7/10 — Crash of the Titans di Nintendo DS memamerkan bagaimana adaptasi handheld bisa “berani beda” dan tetap menyenangkan. Bukan masterpiece, namun sebuah pilar kecil yang patut diapresiasi dalam sejarah Crash di platform genggam.
Komentar
Posting Komentar