Jakarta Siap Jadi Pusat Dunia Mobile Legends ~ Indonesia kembali menjadi sorotan dunia esports. Setelah sukses menjadi tuan rumah berbagai turnamen besar, kini giliran M7 World Championship, kejuaraan dunia Mobile Legends yang paling bergengsi, resmi diumumkan oleh Moonton Games. Ajang ini akan digelar mulai 3 Januari 2026, dan yang paling menarik, babak utama hingga grand final akan diselenggarakan di Jakarta, tepatnya di XO Hall-MPL Arena dan Stadion Tenis Indoor GBK, Senayan.

Kabar ini tentu saja mengguncang komunitas esports tanah air. Bagi ATGRI (Asosiasi Turnamen Game Retro Indonesia), yang selama ini dikenal fokus menghidupkan kembali semangat kompetisi retro gaming, hadirnya M7 di Indonesia menjadi momentum penting dalam membangun ekosistem turnamen nasional lintas generasi—dari retro hingga mobile modern.
Babak Wild Card: Pertarungan Awal Menuju Panggung Dunia
Turnamen ini akan dimulai dengan babak Wild Card, berlangsung selama 4 hari (3–6 Januari 2026). Sebanyak 8 tim internasional akan bersaing dalam dua fase penentuan.
Pada fase pertama, seluruh tim akan dibagi ke dalam dua grup dan bertanding dengan sistem single round robin Bo3. Hanya dua tim terbaik dari tiap grup yang bisa melaju ke fase kedua, di mana mereka harus berjuang habis-habisan dalam format Bo5 untuk merebut dua tiket menuju Main Stage.
ATGRI menilai format seperti ini mengajarkan nilai sportivitas dan adaptasi—dua hal yang juga selalu ditekankan dalam turnamen retro yang mereka gelar. “Dari Bo3 ke Bo5 itu bukan sekadar perubahan format, tapi perubahan mentalitas. Ini menguji daya tahan dan strategi tim,” ujar salah satu pengurus ATGRI dalam diskusi komunitas terbaru.
Swiss Stage: Strategi, Adaptasi, dan Ketahanan Tim
Setelah babak Wild Card, 16 tim terbaik dunia akan bertarung di Swiss Stage pada 10–17 Januari 2026. Format yang digunakan adalah hybrid Bo1-Bo3, yang artinya setiap pertandingan bisa berubah tingkat kesulitannya tergantung performa tim. Sistem ini memungkinkan penonton menyaksikan strategi adaptif tingkat tinggi dari para pemain profesional.
Delapan tim teratas akan melangkah ke Knockout Stage, fase paling krusial yang menentukan siapa yang layak menuju final. Bagi ATGRI, fase ini sangat mirip dengan sistem turnamen “arcade eliminasi” yang sering mereka gunakan di ajang Retro Gaming Championship — di mana setiap langkah salah bisa berarti “game over”.
Knockout Stage: Perang Dunia Mobile Legends di Tanah Air
Knockout Stage akan dibagi dua bagian.
Ronde pertama (18 Januari 2026): Format Bo3, memastikan pertandingan berjalan cepat dan intens.
Ronde kedua (21–24 Januari 2026): Format meningkat ke Bo5, menuntut kedalaman taktik dan kekuatan mental luar biasa.
Grand Final (25 Januari 2026): Format Bo7, di mana hanya tim paling tangguh yang akan keluar sebagai juara dunia.
Atmosfer euforia akan berpuncak di Stadion Tenis Indoor GBK, Senayan, tempat yang akan menyatukan ribuan penggemar esports. Indonesia tak hanya menjadi penonton—tapi pusat perhatian dunia.
Hadiah Fantastis dan Motivasi Bagi Komunitas Lokal
Total hadiah yang disiapkan mencapai USD 1 juta (sekitar Rp16,7 miliar), dengan juara dunia mengantongi USD 320 ribu (Rp5,3 miliar). Angka ini bukan sekadar nominal, tapi simbol betapa besar nilai industri esports modern.
Bagi komunitas ATGRI, hal ini menjadi inspirasi agar turnamen-turnamen lokal, termasuk di ranah retro dan indie, bisa lebih serius mencari dukungan sponsor dan menciptakan sistem penghargaan yang layak.
“Kalau Moonton bisa membawa event sebesar ini ke Indonesia, artinya potensi lokal kita sudah diakui dunia. Kini giliran komunitas seperti ATGRI untuk memastikan bahwa semangat kompetisi itu juga hadir di semua lini — dari game klasik hingga generasi baru,” kata Ketua ATGRI dalam wawancara internal yang diunggah ke laman resmi asosiasi.
Dampak M7 bagi Ekosistem Esports Indonesia
Kehadiran M7 di Indonesia tidak hanya tentang turnamen, tapi juga tentang transfer pengetahuan, industri kreatif, dan pembangunan komunitas. Ribuan tenaga kerja lokal akan terlibat—dari teknisi, caster, media, hingga kru produksi.
Selain itu, event ini membuka peluang besar untuk kolaborasi antara ATGRI, komunitas esports kampus, dan startup teknologi dalam menghadirkan pameran game dan mini tournament di area pendukung M7.
ATGRI bahkan berencana menggelar “Retro Legends Mini Cup” di sela-sela jadwal M7 untuk memperkenalkan kembali pesona game klasik seperti Street Fighter II, Tekken 3, dan Contra kepada generasi baru gamer Mobile Legends. Dengan begitu, ajang global ini tak hanya menjadi pesta kemenangan modern esports, tapi juga perayaan sejarah gaming lintas generasi.
Dari Retro ke Modern, Indonesia Bersatu di Panggung Dunia
M7 World Championship 2026 akan menjadi momen bersejarah bagi esports Indonesia. Tak hanya karena hadiahnya yang fantastis, tapi karena event ini menegaskan posisi Jakarta sebagai salah satu kiblat esports Asia.
Dan di tengah gegap gempita dunia mobile gaming, ATGRI hadir sebagai pengingat bahwa akar kompetisi sejati — semangat sportivitas, komunitas, dan cinta terhadap permainan — tetap sama, baik di layar CRT 8-bit maupun di arena digital berteknologi tinggi.
Apakah Anda siap menjadi bagian dari sejarah ini?
Ikuti perkembangan lengkapnya melalui kanal resmi ATGRI, karena kami percaya: dari Retro hingga Modern, semangat juara selalu abadi.
Komentar
Posting Komentar